Seseorang dapat memohon apa saja kepada Allah asalkan halal. Hal
ini karena sebagaimana telah disebutkan terdahulu, Allah adalah satu-satunya
penguasa dan pemilik seluruh alam semesta; dan jika Dia menghendaki, Dia dapat
memberikan kepada manusia apa saja yang Dia inginkan. Setiap orang yang
berpaling kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, haruslah meyakini bahwa Allah
berkuasa melakukan apa saja dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa sebagaimana
disabdakan oleh Nabi saw. Ia perlu mengetahui bahwa mudah saja bagi-Nya untuk
memenuhi keinginan apa saja, dan Dia akan memberikan apa yang diminta oleh
seseorang jika di dalamnya terdapat kebaikan bagi orang itu dalam doa tersebut.
Doa-doa para nabi dan orang-orang beriman yang disebutkan dalam al-Qur'an
merupakan contoh bagi orang-orang beriman tentang hal-hal yang dapat mereka
mohon kepada Allah. Misalnya, Nabi Zakaria a.s. berdoa kepada Allah agar diberi
keturunan yang diridhai, dan Allah pun mengabulkan doanya, meskipun istrinya
mandul:
"Yaitu ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang
lembut. Ia berkata: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya
tulangku telah lemah dan kepalaku
telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya
Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang
istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi-Mu seorang
putra. Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan
jadikanlah ia ya Tuhanku, seorang yang diridhai'." (Q.s. Maryam: 3-6).
Maka Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria dan memberikan kepadanya
berita gembira tentang Nabi Yahya a.s.. Setelah menerima berita gembira tentang
seorang anak laki-laki, Nabi Zakaria merasa heran karena istrinya mandul.
Jawaban Allah kepada Nabi Zakaria menjelaskan tentang sebuah rahasia yang
hendaknya selalu dicamkan dalam hati orang-orang yang beriman:
"Zakaria berkata, 'Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku,
padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sesungguhnya sudah mencapai
umur yang sangat tua.' Tuhan berfirman, 'Demikianlah.' Tuhan berfirman, 'Hal itu
mudah bagi-Ku, dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal
kamu belum ada sama sekali'." (Q.s. Maryam: 8-9)
Ada beberapa Nabi lainnya yang disebutkan dalam al-Qur'an yang
doa-doa mereka dikabulkan. Misalnya, Nabi Nuh a.s. memohon kepada Allah untuk
menimpakan azab kepada kaumnya yang tersesat meskipun ia telah berusaha sekuat
tenaga untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus. Sebagai jawaban dari
doanya, Allah menimpakan azab besar kepada mereka yang tercatat dalam
sejarah.
Nabi Ayub a.s. menyeru Tuhannya ketika ia sakit, ia berkata, "… Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan
Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." (Q.s. al-Anbiya': 83).
Sebagai jawaban terhadap doa Nabi Ayub, Allah berfirman sebagai berikut:
"Maka Kami pun mengabulkan doanya itu, lalu Kami hilangkan
penyakit yang menimpanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami
lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk
menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (Q.s. al-Anbiya': 84).
Allah mengabulkan Nabi Sulaiman a.s. yang berdoa, "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan
yang tidak dimiliki oleh siapa pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Pemberi." (Q.s. Shad: 35). Maka Allah mengaruniakan kekuasaan yang besar
dan kekayaan yang banyak kepadanya.
Oleh karena itu, orang-orang yang berdoa hendaknya mencamkan dalam
hati ayat ini, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia
menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah.' Maka terjadilah ia.
(Q.s. Yasin: 82) Sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, segala sesuatu
itu mudah bagi Allah dan Dia Mendengar dan Mengetahui setiap doa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar