Energi listrik termasuk energi yang mudah diubah menjadi bentuk-bentuk
energi lain. Proses pengubahan energi listrik menjadi bentuk-bentuk energi yang
lain ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat listrik. Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang dihasilkan dari adanya
gerakan partikel-partikel bermuatan seperti elektron, positron, dan ion.
Hampir setiap peralatan dalam kehidupan rumah tangga menggunakan energi
listrik. Peralatan dapur seperti rice cooker, dispenser, kompor, dan kulkas
menggunakan energi listrik. Media hiburan seperti televisi dan radio pun
memanfaatkan energi listrik.
Setrika listrik merupakan salah satu alat listrik yang termasuk dalam
kelompok pemanas listrik (electric heater), yaitu alat listrik yang menggunakan
elemen pemanas sebagai komponen utamanya. Nah, bagaimana cara kerja sebuah
setrika listrik?
Pada dasarnya, setrika listrik terdiri dari 4 bagian utama, yaitu elemen
pemanas, gagang atau pegangan, kabel penghubung, dan lempeng logam (besi atau
baja) dengan permukaan datar.
Elemen pemanas merupakan bagian setrika listrik yang bertugas untuk mengubah
energi listrik menjadi energi panas (kalor). Gagang atau pegangan setrika
merupakan bagian setrika yang berfungsi untuk menjalankan setrika dan terbuat
dari bahan isolator yang tahan panas.
Kabel penghubung merupakan bagian setrika listrik yang berfungsi untuk
menghubungkan elemen pemanas dengansumber listrik. Lempeng logam merupakan
bagian setrika listrik yang berfungsi untuk meneruskan energi panas dari elemen
ke pakaian atau kain yang akan disetrika.
Elemen pemanas pada setrika listrik biasanya berupa koil atau lilitan kawat
yang dililitkan pada selembar bahan tahan panas (biasanya asbes). Ketika kabel
penghubung setrika dihubungkan ke sumber listrik, arus listrik akan segera
mengalir melalui elemen.
Desain atau bentuk konfigurasi lilitan kawat pada elemen yang membentuk koil
akan membuat energi listrik terdisipasi cukup besar di dalam lilitan tersebut
sehingga akan timbul energi panas atau kalor yang ukurannya juga cukup besar.
Pemasangan elemen pemanas dirancang untuk memungkinkan terjadinya transfer
kalor ke lempeng logam. Beberapa saat setelah setrika listrik dihubungkan ke
sumber listrik, lempeng logam di bagian bawah setrika akan ikut memanas dan
pada akhirnya dapat digunakan untuk menyetrika.
Pada setrika listrik produksi lama, kalor yang
dihasilkan oleh elemen pemanas cenderung tidak terkontrol sehingga hal ini
dapat membuat elemen pemanas cepat rusak. Akan tetapi, setrika listrik produksi
baru biasanya dilengkapi dengan saklar otomatis untuk mengontrol besarnya
energi panas tersebut. Saklar otomatis ini memanfaatkan teknologi bimetal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar